Ribuan Driver Ojol Demo di Semarang, Tuntut Penghapusan Grab Bike Akses Hemat
Ruangojol.com – Semarang - Ribuan pengemudi ojek online yang tergabung dalam komunitas mitra Grab turun ke jalan untuk menggelar aksi protes di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Semarang. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap layanan Grab Bike Akses Hemat, yang dianggap mengurangi pendapatan mereka secara signifikan.
Massa pengemudi ojek online ini memulai aksinya dengan melakukan konvoi dari Lapangan Kalisari menuju Kantor Grab, sebelum akhirnya berhenti di depan Kantor Gubernur Jateng. Mereka kompak mengenakan jaket hijau khas Grab dan membawa berbagai poster berisi tuntutan mereka.
Dalam aksi tersebut, mereka menyampaikan empat tuntutan utama kepada pihak Grab, dengan fokus utama pada penghapusan layanan Grab Bike Akses Hemat yang dinilai merugikan.
Para pengemudi ojek online yang melakukan aksi ini mengaku kecewa dengan kebijakan Grab Bike Akses Hemat. Menurut mereka, kebijakan tersebut diterapkan tanpa adanya diskusi terlebih dahulu dengan komunitas driver, melainkan hanya melalui sosialisasi singkat sebelum diberlakukan.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Ivan Budi, menegaskan bahwa pihaknya tidak menolak inovasi, tetapi kebijakan yang mengurangi pendapatan mitra tanpa kesepakatan jelas sangat memberatkan. Ia mengungkapkan bahwa sebelum layanan Grab Bike Akses Hemat diberlakukan, para pengemudi bisa mendapatkan hingga 20 pesanan per hari. Namun, setelah kebijakan ini berjalan, jumlah pesanan menurun drastis.
Selain itu, para mitra Grab juga harus membayar biaya langganan untuk mendapatkan order dari pengguna layanan Grab Bike Hemat. Jika mereka tidak berlangganan, otomatis mereka tidak akan mendapatkan pesanan dari pengguna layanan tersebut. Hal ini dianggap sangat merugikan karena selain potongan tarif yang sudah ada, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan.
Salah satu pengemudi yang ikut aksi, Rizky, 34 tahun, mengaku pendapatannya turun drastis sejak aturan ini diterapkan. "Sebelumnya bisa dapat Rp 150-200 ribu per hari, sekarang cuma sekitar Rp 100 ribu. Ini sudah termasuk kerja dari pagi sampai malam," ujarnya.
Selain menuntut penghapusan layanan Grab Bike Akses Hemat, para pengemudi juga meminta perubahan kebijakan pada tiga layanan lainnya, yaitu:
- Penghapusan layanan slot Grab Food,
- Penghapusan layanan order gabungan,
- Peninjauan ulang kebijakan verifikasi wajah (Vermuk) yang dianggap menyulitkan mitra.
Aksi protes ini juga menjadi bentuk peringatan bagi pihak Grab dan pemerintah daerah. Jika tuntutan mereka tidak didengar, para pengemudi mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar, bahkan berpotensi menjadi aksi nasional jika kebijakan ini diperluas ke kota-kota lain di Indonesia.
Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan untuk menengahi masalah ini dan menegur pihak Grab agar lebih memperhatikan kesejahteraan para mitra pengemudi. Sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Grab terkait tuntutan para pengemudi ojek online ini.